Tanggal : 03 November 2010
Pemerintah
Kota Bukittinggi berharap Badan Amil Zakat daerah ini bisa menjadi
standar rujukan tidak hanya bagi BAZ di Sumatera Barat, tapi juga
nasional. Untuk meningkatkan kualitas layanan BAZ Kota Bukittinggi,
pihak Pemko juga berharap masyarakat terus memberikan masukan-masukan.
Lembaga ini diharapkan tidak hanya sekadar pengumpul zakat, tapi juga
penggerak ekonomi dan pada akhirnya bisa mengentaskan kemiskinan di
tengah masyarakat.
Hal itu mengemuka dalam dialog interaktif Selamat Pagi Walikota yang disiarkan secara langsung oleh Radio Elsi FM, Selasa (2/11) pagi. Dialog itu menampilkan narasumber Wakil Walikota Harma Zaldi, Kepala Kementerian Agama Kota Bukittinggi H.M. Nasir, Kadis Sosnaker Salman, Sekretaris Korpri Yollis Andri, Camat Aua Birugo Tigo Baleh Antoni Samawil, Camat Guguak Panjang Rispayanto dan Camat Mandiangin Koto Selayan Johnni.
Harma Zaldi menegaskan bahwa dana yang dihimpun BAZ tidak hanya khusus untuk Muslim, tapi untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan agama, tapi karena alasan ekonomi memang berhak menerima bantuan. “Kita juga bantu warga kita yang terkena musibah,” ujar Wawako. Dalam kesempatan ini Wakil Walikota juga menekankan agar masyarakat tidak perlu cemas bahwa dananya akan dipotong oleh pengelola BAZ.
Hal senada juga ditegaskan oleh Antoni Samawil. Antoni menjelaskan selama ini pihaknya juga tidak pernah menggunakan hak amil zakat. “Karena kami sudah digaji,” dia menegaskan. Dana zakat yang diterima BAZ akan disalurkan seluruhnya kepada yang berhak tanpa dipotong sepersen pun. Ditambahkan oleh dia, prinsip pengelolaan dana zakat sudah terstruktur. BAZ yang ada di kecamatan berada di bawah binaan langsung BAZ Kota Bukittinggi.
Sementara Yollis Andri menyatakan di lingkungan Korpri, para pegawai menyalurkan dana zakat kepada SKPD masing-masing. Hal itu sudah mereka nyatakan dalam surat pernyataan sukarela. “Bukan dipotong dari gaji. Tapi mereka memberikan pernyataan keikhlasan untuk menyerahkannya kepada SKPD,” ungkap Yollis. Ia juga menerangkan bahwa pihaknya siap menjemput bola mengumpulkan dana zakat, yang besarnya 2,5 persen dari penghasilan setahun itu. (009/KOMINFO)
Hal itu mengemuka dalam dialog interaktif Selamat Pagi Walikota yang disiarkan secara langsung oleh Radio Elsi FM, Selasa (2/11) pagi. Dialog itu menampilkan narasumber Wakil Walikota Harma Zaldi, Kepala Kementerian Agama Kota Bukittinggi H.M. Nasir, Kadis Sosnaker Salman, Sekretaris Korpri Yollis Andri, Camat Aua Birugo Tigo Baleh Antoni Samawil, Camat Guguak Panjang Rispayanto dan Camat Mandiangin Koto Selayan Johnni.
Harma Zaldi menegaskan bahwa dana yang dihimpun BAZ tidak hanya khusus untuk Muslim, tapi untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan agama, tapi karena alasan ekonomi memang berhak menerima bantuan. “Kita juga bantu warga kita yang terkena musibah,” ujar Wawako. Dalam kesempatan ini Wakil Walikota juga menekankan agar masyarakat tidak perlu cemas bahwa dananya akan dipotong oleh pengelola BAZ.
Hal senada juga ditegaskan oleh Antoni Samawil. Antoni menjelaskan selama ini pihaknya juga tidak pernah menggunakan hak amil zakat. “Karena kami sudah digaji,” dia menegaskan. Dana zakat yang diterima BAZ akan disalurkan seluruhnya kepada yang berhak tanpa dipotong sepersen pun. Ditambahkan oleh dia, prinsip pengelolaan dana zakat sudah terstruktur. BAZ yang ada di kecamatan berada di bawah binaan langsung BAZ Kota Bukittinggi.
Sementara Yollis Andri menyatakan di lingkungan Korpri, para pegawai menyalurkan dana zakat kepada SKPD masing-masing. Hal itu sudah mereka nyatakan dalam surat pernyataan sukarela. “Bukan dipotong dari gaji. Tapi mereka memberikan pernyataan keikhlasan untuk menyerahkannya kepada SKPD,” ungkap Yollis. Ia juga menerangkan bahwa pihaknya siap menjemput bola mengumpulkan dana zakat, yang besarnya 2,5 persen dari penghasilan setahun itu. (009/KOMINFO)
sumber : http://www.bukittinggikota.go.id