WELCOME TO M.DEVRY WEBSITE

Bukittinggi, Fort de Kock, Berawal dari Pasar




Parijs van Sumatra adalah sebutan dua kota di Sumatera pada masa kolonial. Yaitu, Medan (Sumatera Utara) dan Bukittinggi (Sumatera Barat. Bukittinggi, kota dengan liukan pegunungan nan elok, pemandangan hijau, ngarai, serta Tri Arga (tiga gunung) yaitu Gunung Merapi – gunung tertinggi di Sumatera Barat – Gunung Singgalang, dan Sago.
 
Sebenarnya tak hanya tiga gunung itu yang mengelilingi Bukittinggi. Tapi ada 27 bukit lain yang membuat Bukittinggi begitu sejuk dan cantik. Istana Negara di kota ini juga dinamakan Tri Arga dan kemudian menjadi Istana Negara Bung Hatta.

Bukittinggi ada di 91 km sebelah utara kota pesisir Padang (yang memiliki Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandar Internasional Minangkabau). Bukittinggi berada di dataran tinggi, baik jalan raya maupun jalur kereta api menuju Bukittinggi harus melalui banyak tanjakan dan tikungan. Belanda sudah membangun jalan raya Padang-Bukittinggi pada 1833 sedangkan jalur kereta api pada 1890. Seperti di Ambarawa, jalur kereta api Padang-Bukittinggi juga mempunyai tiga rel karena jalur tersebut menanjak.
Kini, jalur kereta api sudah berganti dengan bus tapi jalur kereta api masih bisa terlihat mengular. Sayangnya semua itu tinggal kenangan.
   
Tiba di Bukittinggi, siapapun yang terbiasa hidup dengan cuaca Jakarta pasti akan sedikit bergidik. Suhu udara berkisar antara 19-23 derajat Celcius. Sejuk sangat, dengan udara yang masih bersih, langit siang hari yang begitu cerah. Suasana dan cuaca di pagi hari, sekitar pukul 07.30, masih terasa sepi, tenang, nyaman, sejuk. Berbeda dengan Jakarta yang tak pernah berhenti dari kesibukan dengan polusi yang bikin langit Jakarta seakan mendung.

Sebagai Parijs van Sumatra - dengan pemandangan elok, maka wisatawan yang datang ke tempat ini pasti tak akan melewatkan Ngarai Sianok. Decak kagum pastilah keluar dari mulut siapapun yang pertama kali melihat Ngarai Sianok yang berkelok-kelok dengan Sungai Batang Sianok mengalir di dasarnya.
   
Dalam Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-kota di Indonesia, Zulqayyim, staf pengajar jurusan sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang, menulis tentang “Pembangunan Infrastruktur Kota Bukittinggi Masa Kolonial Belanda”. Dalam tulisan itu ia menyertakan sejarah berdirinya Bukittinggi yang dimulai dari sebuah pasar yang didirikan dan dikelola oleh para penghulu Nagari Kurai.

Pada awalnya pasar (orang Minangkabau menyebutnya sebagai pakan) itu hanya dibuka tiap Sabtu, setelah makin ramai, maka ditambah hari Rabu. Karena pasar itu terletak di salah satu bukik nan tatinggi (bukit yang tertinggi) maka kemudian jadilah sebutan Bukittinggi untuk pasar sekaligus Nagari Kurai itu. Nama pasar itu kini menjadi Pasar Atas (Pasar Ateh) dan berada di jantung kota ini.

Dalam referensi lain disebutkan, pasar tersebut berdiri di atas tempat bernama Bukik Kubangan Kabau. Pada tahun 1820 diadakan pertemuan adat suku Kurai untuk mengganti nama Bukik Kubangan Kabau menjadi Bukik Nan Tatinggi. Nama bukik (bukit) yang terakhir itulah yang kemudian menjadi Bukittinggi. Nama Pasar Kurai menjadi Pasar Bukittinggi.

Bagi Belanda, setelah perjanjian Plakat Panjang 1833, menjadikan salah satu nagari yang ada di daerah Luhak (kabupaten) Agam dan terdiri atas Lima Jorong sebagai pusat kegiatan ekonomi Fort de Kock. Itulag asal mula Nagari Kura. Jauh sebelum kedatangan Belanda di Dataran Tinggi Agam, 1823, Pasar Bukittinggi sudah ramai didatangi penduduk.

Pada sekitar 1825-1826, Kepala Opsir Militer Belanda untuk Dataran Tinggi Agam, Kapten Bauer, mendirikan benteng Fort de Kock di Bukit Jirek – 300 meter sebelah utara Pasar Bukitinggi. Nama Fort de Kock diambil dari nama Komandan Militer dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Hendrik Markus de Kock. Benteng itu dibangun untuk membantu Kaum Adat menghadapi Kaum Paderi (Agama). Sejak itu pemerintah Hindia Belanda menyebut kawasan itu sebagai Fort de Kock sedangkan warga Minangkabau tetap menyebut Bukittinggi. (dikutip dengan perubahan seperlunya dari Kompas.com, Senin, 22 Maret 2010)  (008/KOMINFO)


Jabaran Rencana Kota Kembar

Berdasarkan bidang-bidang kegiatan yang tercantum da lam Piagam Hubungan Persahabatan yang ditanda tangani - kedua Pemimpin Pemerintaha Kota, perwujudan hubungan - persahabatan/persaudaraan (Sister Cities)- antara Bukittinggi dan Seremban secara garis besarnya adalah sebagai berikut .
A. Bidang kesenian dan Kebudayaan
1. Pertukaran misi kesenian dan kebudayaan,terutama tradisional Minangkabau/Negeri $pmbilan$eremban baik dalam rangka peningkatan apresiasi     maupun da lam rangka kepariwisataan.
B. Bidang Kepariwisataan/Pelancungan.
    Peningkatan industri kepariwisataan dengan kegiatan-kegiatan
a. Peningkatan/Penyempurnaan akomodasi yang telab ada.
b. Peningkatan obyek-obyek Pariwisata di Bukittinggi dan sekitarnya.
c. Sales and Promotion kepariwisataan di Bukittinggi dan Seremban, Malaysia.
d. Mendorong terealisirnya hubungan penerbangan langsung Kuala Lumpur-Padang oleh MAS dan Garuda/Merpati.
e. Pengkajian packege-tour jalan darat dan ferry dengan circuit Medan (Danau Toba)-Bukittinggi (Minangkabau) dan Dumai (Riau) dengan ferry Penang      Belawan dan Dumai-Malaka.
C. Bidang Industri/Kerajinan :
1. Sales and promotion hasil-hasil industri/ kerajinan di Seremban, Malaysia.
2. Kerjasama pengadaan bahan baku industrihcerajinan
3. Kerjasama pengembangan motif dan disain industrY kerajinan.
4. Kerjasama pengolahan barang-barang industri/kera jinan setengah jadi menjadi barang jadi di Seremban Malaysia.
5. Mengusahakan adanya shor-room hasil-hasil industri/kerajinan di Seremban, Malaysia.
6. Mengadakan pekan promosi bersama.Bidang Kepariwisataan di Bukiitinggi dan Seremban Malaysia.
D. Bidang Administrasi Pemerintahan dan Perencanaan Kota.
1. Pertukaran ide dan pengalaman di bidang penyeleng garaan pembangunan dan perencanaan kota.
2. Latihan kerja staf di bidang penataan/perencanaan kota.
E. Bidang Kepemudaan dan olah ragas.
1. Peningkatan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan tek nologi.
2. Pertukaran misi kepemudaan terutama di bidang ke senian, olah raga dan latihan kerja.

sumber : bukittinggikota


Kenapa Angka 4 Romawi Jam Gadang Bukittinggi Bertuliskan IIII ?

Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).

Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.



Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama kota Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah dan bangunan berjejer di tengah kota yang sayang untuk dilewatkan.
Saat dibangun biaya seluruhnya mencapai 3.000 Gulden dengan penyesuaian dan renovasi dari waktu ke waktu. Setiap hari ratusan warga berusaha di lokasi Jam Gadang. Ada yang menjadi fotografer amatiran, ada yang berjualan balon, bahkan mencari muatan oto (kendaraan umum) untuk dibawa ke lokasi wisata lainnya di Bukittinggi.

“Jam Gadang ini selalu membawa berkah buat kami yang tiap hari bekerja sebagai tukang foto dan penjual balon di sini. Itu sebabnya jam ini menjadi jam kebesaran warga Minang,” ujar Afrizal, salah seorang tukang potret amatir di sekitar Jam Gadang.

Untuk mencapai lokasi ini, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat. Dari kota Padang ke Bukittinggi, perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota ke lokasi Jam Gadang.



Lebih Jauh Tentang Jam Gadang

Angka-angka pada Jam Gadang banyak media mengatakan memiliki keunikan. Angka empat pada angka Romawi biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII.

Sepintas, mungkin tidak ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter tersebut. Apalagi jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.

Bahkan tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka Romawi di Jam Gadang. Tapi coba lebih teliti lagi pada angka Romawi keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakem. Mestinya, menulis angka Romawi empat dengan simbol IV. Tapi di Jam Gadang malah dibuat menjadi angka satu yang berjajar empat buah (IIII). Penulisan yang diluar patron angka romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri.

Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam Gadang menjadi lebih “menantang” dan menggugah tanda tanya setiap orang yang (kebetulan) mengetahuinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi, kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau kesalahan serta atau atau yang lainnya.

Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut ada yang mengartikan sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai.

Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.

Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.
Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika

Angka IIII bukanlah sebuah keanehan

Keberadaan angka IIII bukan hanya terdapat di Jam Gadang saja, berikut gambar jam yang memiliki angka IIII bukan IV.

     

Sumber gambar dapat dilihat di : http://www.electrictime.com/

Berdasarkan Wikipedia, sejarah penulisan angka IIII tersebut berdasarkan kepada King Louis XIV (5 September 1638 - 1 September 1715) yang meminta kepada seorang untuk membuat sebuah jam baginya. Pembuat jam memberi nomor pada setiap jam sesuai dengan aturan angka Romawi. Setelah melihat jam yang diberikan kepadanya, Raja tidak setuju dengan penulisan IV sebagai angka "4" dengan alasan ketidakseimbangan visual.

Menurutnya, angka VIII ada di seberang angka IV. Jika ditulis IV, maka ada ketidakseimbangan secara visual dengan VIII yang lebih berat. Oleh karena itu, Louis XIV meminta agar diubah IV menjadi IIII sehingga lebih seimbang dengan VIII yang ada di seberangnya. Selain itu, jika dikaitkan dengan angka XII, maka keseimbangan itu akan lebih baik.

Akan tetap yang menjadi pertanyaannya mengapa Raja yang memerintahkan perubahan itu lebih dikenal dengan Louis XIV daripada Louis XIIII, sesuai dengan permintaannya kepada pembuat jam.

Dari sebuah situs lain... yang berjudulkan "FAQ: Roman IIII vs. IV on Clock Dials" dapat dilihat disana, Seorang yang bernama Milham mengatakan bahwa penjelasan seperti di atas tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, penulisan IIII untuk angka "4" telah ada jauh sebelum Louis XIV. Dari wikipedia bahwa penomoran Romawi memang bervariasi dari awalnya. Pada masa awal angka "4" memang ditulis IIII dengan empat huruf I.

Penulisan "4" menjadi IV hanya terjadi di masa modern, yang menunjukkan bahwa "empat adalah kurang satu dari lima". Manuskrip Forme of Cury (1390) menggunakan IX untuk "9" namun IIII untuk "4". Sedangkan dokumen lain dari manuskrip yang sama di tahun 1380 menggunakan IX dan IV untuk "9" dan "4", berturut-turut.

Lebih lanjut, ada manuskrip ketiga yang menggunakan IX untuk "9" dan campuran antara IIII dan IV untuk "4". Angka "5" juga ditemukan disimbolkan dengan IIIII, IIX untuk "8" dan VV, bukannya X, untuk "10".

Kesaksian lain dari situs tersebut, Franks, menyatakan bahwa ia tidak pernah melihat jam matahari yang dibuat sebelum abad ke-19 yang menggunakan angka IV, semuanya IIII. Sehingga, para ahli jam heran dengan arsitek masa ini yang membuat jam menara besar-besar menulis "4" dengan IV, bukan IIII. Salah satu yang menggunakan IV, bukan IIII, adalah Big Ben. Jadi, implisit dikatakan bahwa Big Ben telah melanggar konvensi per-jam-an!

Penjelasan lain cukup menarik. Harvey, di situs yang sama, mengatakan bahwa IV adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER. Jadi, jika IV diletakkan di dalam jam bangsa Romawi, maka jam itu akan bertuliskan 1, 2, 3, DEWA, 5...

Jika dilihat dari kacamata bangsa Romawi, mungkin mereka tidak ingin nama tuhan mereka ditaruh di jam seperti itu. Namun, kalau dilihat dari kacamata Louis XIV , maka mungkin ia tidak ingin ada nama dewa pagan di permukaan jam. Mana yang benar ? kita tidak tahu.

Masih di situs yang sama, menurut Mialki, alasan penggunaan IIII bukan IV semata-mata masalah teknis. Jika IV yang digunakan, maka pandai besi harus membuat huruf I sebanyak 16 batang, huruf  X sebanyak 4 batang, dan V sebanyak 5 batang. Masalahnya, pada masa itu, pandai besi hanya bisa ekonomis kalau membuat besi dalam kelipatan empat. Jika ditulis IV untuk "4", maka akan ada satu 3 batang huruf V yang terbuang. Sementara itu, jika "4" ditulis IIII, maka huruf V hanya dibuat empat batang--dengan demikian ekonomis--dan huruf I sebanyak 20 batang--juga ekonomis.

Sekali lagi, mana yang benar dari penjelasan ini ? Belum ada yang pasti. Namun, satu yang kita tahu sekarang adalah bahwa angka IIII di Jam Gadang bukanlah sesuatu yang unik, aneh atau dianggap sebagai misteri yang dikait-kaitkan dengan takhayul. Justru dengan angka IIII itulah menjadikan sebuah bukti bahwa bangsa Eropa (Belanda) memang menjajah kita dulu dan tidak memberi kita barang yang jelek, justru yang bagus yang masih dipergunakan dan dibanggakan hingga sekarang.

sumber : bukittinggikota.go.id


Idola in Ghuitar : Alexi Laiho Children of Bodom




Alexi Laiho yang bernama asli Markuu Ullu Aleksi Laiho, lahir di Espoo Finlandia, 8 April 1979 alexi laiho adalah vokalis sekaligus gitaris band Children of Bodom. Selain bermusik bersama Cewek Cantik Children of Bodom, alexi laiho juga merupakan anggota dari band Sinergy (2001-) dan Kylähullut (2004-). Pada tahun 2008 di majalah Guitar World menempatkan Alexi sebagai salah satu dari 50 gitaris tercepat di dunia.



Di masa kecil sebelum menjadi gitaris handal seperti sekarang, ia pernah mempelajari biola. Kehidupan masa kecilnya tidak terlalu bagus. Aleksi Laiho dibesarkan oleh keluarga yang rusak dan pernah mencoba bunuh diri dengan meminum bahan bakar dan juga buang air besar di tengah jalan.

sumber : idblog.com


Foto Paling Menyedihkan di Dunia



In the morning September 11, 2001, two hijacked passenger jets crashed into the Twin Towers of the World Trade Center in New York City. This was no accident, but rather a series of attacks done by suicide bombers engaged with the Al-Qaeda terrorist group.
The attacks killed all the passengers on board the hijacked planes, and took away 2,974 innocent lives at the World Trade Center. More than 90 countries lost citizens in the attack, and the stock market was closed for a week.
Peristiwa 11 September 2001, serangan 2 pesawat terhadap menara kembar WTC, mengguncang dunia karena menewaskan hingga 2974 orang
Beginning in 2004, accounts of physical, psychological, and sexual abuse, including torture, rape, sodomy, and homicide of prisoners held in the Abu Ghraib prison in Iraq (also known as Baghdad Correctional Facility) came to public attention. These acts were committed by personnel of the 372nd Military Police Company of the United States Army together with additional US governmental agencies.
Penyiksaan terhadap tahanan di Penjara Abu Grhaib-Irak oleh tentara Amerika dan sekutunya. Penyiksaan meliputi siksaan fisik,siksaan mental psikologis, pelecehan seksual, pemerkosaan dan sodomi terhadap tahanan.
Foto seorang bocah pengungsi Afganistan, saat tengah berlindung dari badai pasir.
More than 40 tons of methyl isocyanate spilled from a Union Carbide-owned pesticide factory in Bhopal, India, in 1984, killing more than 20,000 people in the world’s worst chemical disaster.
After the spill, these skulls were researched, presumably for the specific effects the gas had on the brain, at the nearby Hamidia Hospital. Thechemical injured not only the people who inhaled it, but also nearby animals (at least 2,000 of them) and trees, whose leaves went yellow and fell off within days.
Twenty-five years later, with people still claiming injury from the disaster yet little corrective action having been taken, the government of India has called for a study into the long-term effects of the spill.
lebih dari 40 Ton bahan kimia berbahaya, Methil-Isocyanate yang terbebas dari sebuah pabrik pembuatan Pestisida milik Amerika Union-Carbide, di Bhipal-India pada tahun 1984, membunuh hingga 20.000 orang.
When the Igbos of eastern Nigeria declared themselves independent in 1967, Nigeria blockaded their fledgling country-Biafra. In three years of war, more than one million people died, mainly of hunger. In famine, children who lack protein often get the disease kwashiorkor, which causes their muscles to waste away and their bellies to protrude.
On July 22, 1975, Stanley J. Forman was working in the newsroom of the Boston Herald American newspaper when a police scanner picked up an emergency: Fire on Marlborough Street! Forman rushed to the scene, where multiple fire crews were battling an intense blaze. There was a distress call for a ladder team to the rear of the building to help a stranded woman and child. Forman followed.
In 1937, the Nazis constructed Buchenwald concentration camp, near Weimar, Germany. Placed over the camp main entrance gate, was the slogan Jedem das Seine (literally œto each his own, but figuratively “everyone gets what he deservesâ€�). The Nazis used Buchenwald until the camp’s liberation in 1945. From 1945 to 1950, the Soviet Union used the occupied camp as an NKVD special camp for Nazis and other Germans. On 6 January 1950, the Soviets handed over Buchenwald to the East German Ministry of Internal Affairs.
The SS left behind accounts of the number of prisoners and people coming to and leaving the camp, categorizing those leaving them by release, transfer, or death. These accounts are one of the sources of estimates for the number of deaths in Buchenwald. According to SS documents, 33,462 died in Buchenwald. These documents were not, however, necessarily accurate: Among those executed before 1944 many were listed as “transferred to the Gestapo�. Furthermore, from 1941 forward Soviet POWs were executed in mass killings. Arriving prisoners selected for execution were not entered into the camp register and therefore were not among the 33,462 dead listed in SS documents.
Burial of an unknown child. This picture shows the world’s worst industrial disaster, caused by the US multinational chemical company, Union Carbide.
Ini adalah kuburan dari seorang anak kecil di Bophal-India. Ini masih ada hubungannya dengan peristiwa kebocoran Bahan Kimia terburuk sepanjang masa yang diakibatkan oleh pabrik Pestisida milik Amerika Union-Carbidge.
As a protest to the This Monk slow and unreliable reforms in Vietnam, the Buddhist monks have resorted to immolation, such as this Mahayana Buddhist monk, He burned himself alive across the outskirts of Saigon, mainly because of the harshness done by the South Vietnam government to his fellow Buddhist monks.
He was re-cremated after he burned himself; his heart meanwhile remained in one piece, and because of this he was regarded as a Bodhisattva by the other Buddhist monks and followers. His act of self-immolation increased the pressure on the Di?m administration to implement their reform laws in South Vietnam.
Sebagai bentuk protes terhadap reformasi di Vietnam yang tidak berjalan dengan baik, seorang Biksu rela membakar dirinya sendiri dihadapan umum.
This picture was shot by Eddie Adams who won the Pulitzer prize with it. The picture shows Nguyen Ngoc Loan, South Vietnam’s national police chief executing a prisoner who was said to be a Viet Cong captain. Once again the public opinion was turned against the war.
Hector Pieterson an icon of 1976 Soweto uprising in apartheid South Africa. Dying Hector being carried by a fellow student. He was killed at the age of 12 when the police opened fire on protesting students. For years, June 16 stood as a symbol of resistance to the brutality of the apartheid government. Today, it is known as National Youth Day – a day on which South Africans honour young people and bring attention to their needs.
Picture from an Einsatzgruppen soldier’s personal album, labelled on the back as “Last Jew of Vinnitsa, it shows a member of Einsatzgruppe D is just about to shoot a Jewish man kneeling before a filled mass grave in Vinnitsa, Ukraine, in 1941. All 28,000 Jews from Vinnitsa and its surrounding areas were massacred at the time.
This is a famous picture, taken in 1930, showing the young black men accused of raping a Caucasian woman and killing her boyfriend, hanged by a mob of 10,000 white men. The mob took them by force from the county jail house. Another black man was left behind and ended up being saved from lynching. Even if lynching photos were designed to boost white supremacy, the tortured bodies and grotesquely happy crowds ended up revolting many.
This is the picture of the “mushroom cloud� showing the enormous quantity of energy. The first atomic bomb was released on August 6 in Hiroshima (Japan) and killed about 80,000 people. On August 9 another bomb was released above Nagasaki. The effects of the second bomb were even more devastating – 150,000 people were killed or injured. But the powerful wind, the extremely high temperature and radiation caused enormous long term damage.
Sudanese child being stalked by a vulture nearby. It is quite obvious that the child was starving to death, while the vulture was patiently waiting for the toddler to die so he can have a good meal.
Nobody knows what happened to the child, who crawled his way to a United Nations food camp. Photographer Kevin Carter won a Pulitzer Prize for this shocking picture, but he eventually committed suicide three months after he took the shot.
Seorang anak kecil Sudan, tengah menderita karena kelaparan. Sementara, dibelakangnya, menunggu seekor burung pemakain bangkai, yang seolah-olah sudah siap menyantap anak tersebut jika ia sudah mati. Tidak ada yang tau, apa kemudian yang terjadi pada anak itu, bahkan si Fotgrafer sendiri.
Foto yang sangat terkenal, diambil oleh seorang Fotografer asal Amerika, Kevin Carter. Foto ini memenangkan penghargaan Jurnalis bergengsi-Pulitzer.
Images from the video footage of 12-year-old Muhammad al-Durrah being shot dead in the Gaza Strip. The scene was filmed by a France 2 cameraman.

Ini adalah gambar, dari sebuah Video yang diambil oleh wartawan asal Prancis. Gambar ini menunjukkan seorang anak berusia 12 tahun, bernama Muhammad al Durrah yang tengah berusaha berlindung dari serangan tembakan tentara Israel di sebuah jalanan di Gaza. Meski sang ayah sudah melindunginya, tapi al Durrah tetap tewas tertembak.
World Press Photo of the Year: 1976 Françoise Demulder, France, Gamma. Beirut, Lebanon, January 1976. Palestinian refugees in the district La Quarantaine. About the image She was the first woman to win the World Press Photo, and did so on the 20th anniversary of the award. Demulder stated at the time that she hated war, but felt compelled to document how it’s always the innocent who suffer, while the powerful get richer and richer.
Indonesia is home to the world’s third largest tropical forest, but it’s disappearing quickly. Though often illegal, the forests are cut down both for a booming pulp and paper industry as well as to clear land for oil palm plantations, which supply diverse industries from biofuel to soap to cosmetics.
Because of deforestation, Indonesia is also the world’s third largest greenhouse gas contributor, behind only the U.S. and China; after the forest is cut down, the carbon normally sequestered in the peatland soil is no longer shielded from being released into the atmosphere.
Indonesia adalah tempat bagi Hutan Tropis terbesar di Dunia. Tapi, hutan tropis Indonesia semakin lama semakin gundul. Baik yang dibabat secara legal, maupun illegal. Hutan tropis Indonesia sebagian besar digunduli, lalu ditanami pohon penghasil bahan baku kertas dan minyak kelapa sawit. Kegiatan ini dinamai Deforestasion.
Karena Deforestation ini, Indonesia menjadi negara terbesar ketiga di Dunia, penghasil gas rumah kaca setelah Amerika dan China.
China’s economy has exploded in recent years; so has its pollution problem, leaving no aspect of the country’s environment unaffected. Solid waste often lacks proper disposal, waterways have been polluted, and the air quality has plummeted, largely due to the coal-fired power plants that serve as the country’s primary source of energy.
Environmental degradation has gotten so bad that the Chinese government, which doesn’t easily take-or allow-criticism, has admitted that birth defects in the country have increased as a direct result of it, particularly in coal-producing regions like the north, where this picture was taken.
Perkembangan Ekonomi China memang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dan perkembangan ini, tentunya juga didukung oleh ketersediaan Energi yang mencukupi. Tapi sayangnya, energi itu sebagian besar berasal dari Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui seperti Minyak dan Batu bara. Dan juga, menghasilkan polusi yang teramat buruk bagi dunia.
Foto yang cukup ironis, awan polusi yang berdampingan dengan tiang-tiang penyambung listrik.
A segregated water fountain with a vastly larger and more desirable fountain for whites, and a small fountain for minorities.
Saya tidak tau, dari mana asal foto ini. Tapi ini adalah sebuah tindakan Rasis, dimana Wastafel yang biasa digunakan untuk minum, dibedakan dalam pembuatan dan tujuannya. Yang sebelah kiri adalah untuk bangsa kulit putih, dan sebelah kanan untuk orang kulit hitam.
World Press Photo of the Year: 1980 Mike Wells, United Kingdom. Karamoja district, Uganda, April 1980. Starving boy and a missionary. About the image Wells felt indignant that the same publication that sat on his picture for five months without publishing it, while people were dying, entered it into a competition. He was embarrassed to win as he never entered the competition himself, and was against winning prizes with pictures of people starving to death.
Tangan hitam itu, adalah tangan seorang anak yang kelaparan di Uganda. Foto ini diambil pada bulan April 1980 oleh Mike Wells. Bahkan foto ini mendapat penghargaan, dan Mike mendapat hadiah.

http://spiritforum.wordpress.com


Inilah Mobil-mobil Terbaik 2011

Best convertible: Porsche Boxster Spyder

Best Sports Sedan: Aston Martin Rapide

Best Sports Coupe: Cadillac CTS-V

Best SUV: Jeep Grand Cherokee

Best hybrid: Honda CR-Z   

The best electro-mobile: Chevrolet Volt

Greatest chance of success: Hyundai Equus

Best of the cheap: Mazda 2

And the winner is the............  
 
Best Car 2011: 2011 Mercedes-Benz SLS AMG 


Inilah 8 Manfaat Memiliki Wajah Kurang GANteng!!! masuk dehhh

Tenang semua itu ada hikmahnya kok, yah begitulah nasihat yang seharusnya diberikan pada orang-orang yang wajahnya "kurang baik alias gak tampan" (saya termasuk kali hehe). karena gak semua orang gak tampan itu dirugikan,, nah supaya kita bersyukur atas kejelekan wajah kita ini 8 keuntungan menjadi orang yang gak tampan..

Saya rasa tidak ada orang yang ingin dilahirkan jadi orang jelek karena semua ingin lahir dengan rupa yang baik dan setelah besar tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cakep yaitu kalau laki-laki itu ganteng dan kalau perempuan itu cantik. Tapi apa mau dikata kita tidak bisa memilih dan penampilan merupakan anugerah dari Sang Maha Kuasa.

Sebenarnya orang yang memiliki wajah atau penampilan yang relatif jelek itu tidak selalu membawa berkah karena semua ada hikmah atau keunggulan tertentu yang belum tentu bisa diraih oleh orang yang berpenampilan relatif baik. Diantaranya yaitu :

1. Tidak Banyak Gangguan Untuk Mengembangkan Diri
Orang yang berwajah jelek dan biasa saja punya banyak waktu luang untuk pengembangan diri karena tidak banyak gangguan dengan pacaran, dikejar penggemar, digoda lawan jenis, ditawari jadi foto model, kerja part time yang mengumbar kelebihan fisik, dan berbagai gangguan lain akibat keunggulan fisik. Terdapat waktu banyak untuk belajar dan berkarir labih serius untuk mempersiapkan masa depan yang akan dijalani nanti.

2. Tidak Mengalami Patah Hati Yang Serius
Kalau selama remaja tidak memikirkan masalah pacaran maka tidak mungkin ada rasa sakit hati karena diputuskan pacar, dikhianati pacar, rasa cemburu buta, dan lain sebagainya. Paling-paling hanya iri sama orang lain karena jomblo dan cemburu karena lawan jenis yang kita suka mesra dengan orang lain.

3. Mendapat Jodoh Yang Serius Dan Baik
Jika serius menggarap masa depan dan akhirnya mendulang sukses, pintar serta kemapanan maka tidak mungkin jodoh akan datang sendiri karena dari sisi bobot bibit bebet terpenuhi bobot dan bebet. Dengan kondisi sukses maka orang jelek bisa memperbaiki penampilan diri dengan uang yang melimpah sehingga memperbesar mendapat pasangan yang berkualitas baik. Tetapi jangan terlalu mengharap yang high quality karena cukup pandai dan baik saja itu sudah cukup untuk membentuk keluarga yang bahagia. Tidak perlu dapat jodoh yang cakep di fisik saja karena justru bisa menimbulkan masalah jika orang itu tidak memiliki itikad baik dan juga terlalu lugu / polos.

4. Lebih Bisa Menjaga Kesucian (Keperawanan / Keperjakaan)
Orang yang jelek / biasa yang memiliki iman yang kuat kurang dilirik lawan jenis untuk diajak melakukan seks bebas sehingga banyak terhindar dari perbuatan dosa, dari pergaulan bebas yang salah jalan, dari pengaruh ajakan narkoba, rokok, minuman keras, dsb. Setelah dewasa pun akan punya rasa percaya diri dan nilai lebih dari orang yang terjerumus pergaulan sesat. Orang yang jelek atau biasa saja bisa juga terjerumus jika tidak punya iman hanya sebagai orang yang diperalat oleh lawan jenis untuk pemuas nafsu, pemorotan uang, dll. Yang pasti setelah dewasa dan sadar orang jelek / biasa akan lebih menyesal dari yang berpenampilan oke.

5. Punya Banyak Kesempatan Untuk Mencengangkan
Orang LainOrang yang mukanya biasa ke bawah biasanya kurang diperhitungkan dan dianggap masa depan akan biasa-biasa atau di bawah standard. Namun jika serius menggarap masa depan dan berhasil maka orang yang menganggap rendah kita akan tercengang hebat dan iri. Para lawan jenis pun dari yang acuh bisa berubah menjadi suka karena kepandaian dan kesuksesan yang telah diraih dengan kerja keras hasil banting tulang sendiri.

6. Minim Gangguan Setelah Berkeluarga
Orang yang memiliki muka yang jelek dan biasa umumnya kurang dilirik oleh pihak luar yang dapat menghancurkan koharmonisan rumah tangga yang sedang berjalan. Yang ada mungkin pihak luar yang hanya suka dengan harta yang dimiliki oleh keluarga itu. Dengan begitu bagi orang jelek / biasa yang pandai dan beriman, rintangan hidup semacam itu tidak akan diindahkan.

7. Meminimalisir Berbagai Tindak Kejahatan / Kriminalitas Seksual
Memiliki wajah yang dianggap bagus akan membahayakan kita ketika masih kecil dan remaja yang umumnya memiliki pemikiran yang polos. Ada banyak orang dewasa yang suka memangsa anak di bawah umur serta orang dewasa yang senang menjerumuskan pemuda pemudi abg ke lembah hitam. Memiliki anak yang secara umum dinilai cakep akan lebih membuat kita waswas karena akan lebih aktif dalam menarik rasa suka dari teman sebaya maupun yang lebih tua. Jika tidak diawasi dan dibekali dengan baik, masa depannya bisa hancur berantakan dalam sekejap.

8. Lebih Dihargai Karena Kemampuan Murni & Keimanan
Seseorang yang cerdas / pandai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta memiliki keimanan yang baik di sisi agama sehingga memberikan sumbangsih yang besar bagi masyarakat umum akan jauh lebih dihargai oleh orang lain dan juga Tuhan. Berbeda dengan orang yang cakep secara fisik namun otaknya biasa dan perilakunya kurang baik di mata masyarakat. Mungkin orang segan kerena dia cakep tapi di belakang akan dicemoh. Orang jelek yang bodoh akan sangat berbahaya di masa depan, karena akan kalah bersaing dengan orang cakep yang bodoh. Tetapi orang jelek yang cerdas akan bisa memiliki ribuan anak buah yang cakep-cakep.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mengenai Saya

Foto saya
sederhana dalam sikap, gaya dalam karya