Adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menur Mekkah[مَكَةَ ]/[ مَكَهْ ] – 8 Juni, 632 Medina),[5] adut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah ("Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100,
menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil
meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama
maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan
terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan
pasukan Romawi di medan pertempuran.
Etimologi
"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim
mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad adalah
penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
Selain itu di dalam Al-Qur'an, Surah As-Saff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari para kaum Quraisy yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam
(صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan
dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW")
setelah namanya.
Kemudian Muhammad mendapatkan julukan Abu al-Qasim[8]
yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki
yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia
dewasa.
Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[9] Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.[10] Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).
Riwayat
Kelahiran
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570
M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu
tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia,
jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[11], meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib,
ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor
unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[10]
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah)
untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun
dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[9] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[10]
Berkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah
satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke
arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya
Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya
dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk
Mekkah.
Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab
dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok
daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga
membuat Khadijah memintanya untuk membawa serta barang-barang
dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar
dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya
Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.
Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka
menikah. Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah
mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih memiliki kecantikan yang
menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan status janda yang dimiliki
oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saat itu
suku Quraisy memiliki adat dan budaya
yang lebih menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda. Walaupun
harta kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap sebagai orang
yang memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk
mendistribusikan keuangannya kepada hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang
Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Ia pula yang memberi keputusan di
antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad
di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan
sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga
akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin,
para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan
berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang
biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti "yang benar".
Kerasulan
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang
senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang
ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur.
Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu
dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut
dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah
supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril
mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di
telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca".
Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi
jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
“ | Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5) | ” |
Ini merupakan wahyu
pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6
bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan
tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah pengalaman
luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas
Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk
menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin
secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan pengalamannya
kepada sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal,
yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab
suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad,
Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang
nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23
tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan
Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān
(bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan
sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain.
Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri
melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan
nama As-Sunnah.
Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara
hidup bagi "mereka yang menyerahkan diri kepada Allah", yaitu penganut
agama Islam.
Mendapatkan pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas
kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang
percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya
serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang
Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang
dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah
(pindah) ke Habsyah. Negus,
raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya
dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad
sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Kronologi Kehidupan Muhammad | |
---|---|
Tanggal dan lokasi penting dalam hidup Muhammad | |
569 | Meninggalnya ayah, Abdullah |
570 | Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah |
570 | Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah |
576 | Meninggalnya ibu, Aminah |
578 | Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib |
583 | Melakukan perjalanan dagang ke Suriah |
595 | Bertemu dan menikah dengan Khadijah |
610 | Wahyu pertama turun dan menjadi Nabi sekaligus Rasul, kemudian mendapatkan sedikit pengikut: As-Sabiqun al-Awwalun |
613 | Menyebarkan Islam kepada umum: Makkah |
614 | Mendapatkan banyak pengikut: |
615 | Hijrah pertama ke Habsyah |
616 | Awal dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim |
619 | Akhir dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim |
619 | Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninggal |
620 | Dihibur oleh Allah melalui Malaikat Jibril dengan cara Isra' dan Mi'raj sekaligus menerima perintah salat 5 waktu |
621 | Bai'at 'Aqabah pertama |
622 | Bai'at 'Aqabah kedua |
622 | Hijrah ke Madinah |
624 | Pertempuran Badar |
624 | Pengusiran Bani Qaynuqa |
625 | Pertempuran Uhud |
625 | Pengusiran Bani Nadir |
625 | Pertempuran Zaturriqa` |
626 | Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah |
627 | Pertempuran Khandak |
627 | Penghancuran Bani Quraizhah |
628 | Perjanjian Hudaibiyyah |
628 | Melakukan umrah ke Ka'bah |
628 | Pertempuran Khaybar |
629 | Melakukan ibadah haji |
629 | Pertempuran Mu'tah |
630 | Pembukaan Kota Makkah |
630 | Pertempuran Hunain |
630 | Pertempuran Autas |
630 | Pendudukan Thaif |
631 | Menguasai sebagian besar Jazirah Arab |
632 | Pertempuran Tabuk |
632 | Haji Wada' |
632 | Meninggal (8 Juni): Madinah |
Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka'bah dalam
suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi
keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang
ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan
seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah
secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah
untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam
Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang
lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu
sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu
belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka
mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib.
Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila
dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang
untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah
berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah
pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian
dikenal sebagai Madinah atau "Madinatun Nabi" (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat)
dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini
kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya
dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat
dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian
diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat
kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk
Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya.
Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali
maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam
menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di
sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan
peraturan agama Islam di kota Mekkah.
Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi,
kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan,
masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf,
yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu,
Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada
masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharian Muhammad, diantaranya adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan,[12]
terurai hingga bahu. Kulitnya putih kemerah-merahan, wajahnya cenderung
bulat dengan sepasang matanya hitam dan bulu mata yang panjang. Tidak
berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.
Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi
dan tidak pula terlalu pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas
dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus memanjang dari pusar hingga
dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.[13]
Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua
telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila
menoleh, ia menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara
kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup para
nabi. Ia adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada,
paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik
pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya.
Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, "Aku tidak
pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya."
Begitulah Muhammad di mata khalayak, akhlaknya yang sangat mulia
digambarkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an,
“ | "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Al-Qalam: 4) | ” |
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.[14]
Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu
ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan
tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang
tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.[15]
Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang, tidak
tinggi sekali ataupun pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit
dengan tubuh condong sedikit kedepan.[16]
Bara’a bin Aazib
mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang sedang, dengan tulang
pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas telinga.[17]
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi dan
juga pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki
kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dadanya dan
terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan, melangkahnya seolah-olah
seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa
Ali belum pernah melihat orang sepertinya diantara sahabatnya sesudah
wwafatnya Muhammad.[18]
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit
berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan
tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata yang panjang.
Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak
memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya.
Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya
keorang tersebut dengan penuh perhatian. Diantara bahunya ada tanda
kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya dan paling jujur, orang yang
paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang
mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat,
khidmat, menghargai dan mencintainya.[19]
Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali
mengatakan bahwa Muhammad memiliki pribadi mulia dan sangat agung jika
orang melihatnya. Wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Ia sedikit
lebih tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang
jangkung. Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak
keriting (berombak) agak panjang hingga mencapai kuping dan dibelah
tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agak lebar. Alis matanya
melengkung hitam dan tebal, diantara alisnya nampak urat darah halus
yang berdenyut bila sedang emosi.
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta
tampak agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya
tidak. Berjanggut tipit tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang,
giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh,
seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional.
Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup
lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan
bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup
panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi,
jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong
kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering
melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia
memandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi
seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak
dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia
selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.[20]
Dari kisah Jabir bin Samurah
meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di matanya
terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra)
juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah
sinar rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya
Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.[21]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.[22]
Abu Hurairah
mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari
perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah
melihat orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona
mukanya secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang
secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad
jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya
berusaha mengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia seperti berjalan
santai saja.[23]
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Diantaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.[24]
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik
berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang
pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan
Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.[25]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.[26][27]
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat
perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah
dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[28] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[29][30] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar,
dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total
sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal
Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito
berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk
memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah
karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[31]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad
diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 :
28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya
masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus
Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Referensi
- ^ Unicode has a special "Muhammad" ligature at U+FDF4 ﷴ
- ^ click here (bantuan·info) for the Pengucapan Arab.
- ^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
- ^ The sources frequently say that, in his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning "Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
- ^ Elizabeth Goldman (1995), p. 63
- ^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
- ^ See Muhittin Serin (1988)
- ^ Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud. Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no. 2131).
- ^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
- ^ a b c Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
- ^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
- ^ "Sudah jelas aku melihat Rasulallah mencat rambutnya dengan henna dan itulah sebabnya akupun mencat rambutku dengan henna." (Hadits riwayat Imam Bukhari, vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII no.785).
- ^ Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah memiliki jari jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
- ^ Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid, "Aku mendengar Abu Juhaifa berkata, "Aku melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. "Aku berkata pada Abu Juhaifa, "Coba gambarkan sosok nabi padaku." Dia berkata, "Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia berjanji membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih dahulu sebelum kami menerimanya." Hadits riwayat Imam Bukhari, vol.IV no.744.
- ^ Anas bin Malik meriwayatkan: "Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan janggut beliau." (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
- ^ Anas bin Malik meriwayatkan: "Rasulullah (saw) tingginya sedang; tidak tinggi benar maupun pendek; beliau tegap. Rambut beliau tidak keriting namun tidak pula lurus sama sekali. Warna kulit beliau sedang, tapi cerah. beliau berjalan dengan gesit. Melangkah dengan tubuh sedikit condong ke depan." (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
- ^ Bara’a bin Aazib (ra) meriwayatkan: "Rasulullah (saw) tingginya sedang, dengan tulang belikat (pundak) yang bidang. Rambut beliau cukup tebal, panjangnya sampai batas telinga. Saya belum pernah melihat sesuatu yang lebih menarik dari beliau. (Hadits Bara’a bin Aazib).
- ^ Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan: "Rasulullah (saw) tidaklah tinggi; juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus kebawah sampai pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat beliau diantara sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
- ^ Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
- ^ Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan sebagai berikut: "Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal, diantara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya. Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu lebat satupun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan bin Ali).
- ^ Rasulullah (saw) memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing. Saya berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan, san (saya) perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan tersebut." (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
- ^ “Apakah rona wajah Rasulullah (saw) cemerlang seperti pedang yang mengkilap?” Ia menjawab “Tidak! tapi lebih mirip dengan purnama yang cerah.” (Diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin Aazib).
- ^ Abu Hurairah (ra) mengemukakan: "Rasulullah begitu rupawan, seperti beliau dibentuk dari perak. Rambut beliau cenderung berombak. Abu Hurairah (ra) juga meriwayatkan: Saya belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah (saw); roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja." (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah).
- ^ Jabir bin Abdullah (ra) Rasulullah (saw) pernah bersabda: Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Diantaranya, Musa (as). Beliau (Musa as) berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang mirip dari antara orang yang pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan aku melihat Ibrahim (as), beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau sendiri), saya juga melihat malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.” (Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah).
- ^ Said al Jahiri: “Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya.” Maka saya (Said ra) berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia menjawab, “Rasulullah (saw) itu roman mukanya sangat cerah dan perawakannya sangat baik. (Diriwayatkan oleh Said al Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu Taufik).
- ^ Ibnu Abbas mengatakan: "Gigi depan Rasulullah (saw) agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih berkilau." (Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
- ^ Wajah Rasulullah saw, Dr. Sir. M. Zafrullah Khan, arista, April 1996 hal. 1-5
- ^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
- ^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
- ^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46
- ^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18
- sumber : http://id.wikipedia.org